Sabtu, 10 April 2010

Jejak

Meski jejakmu berlumpur, dekil dan berbau busuk, aku tidak peduli, aku tetap tidak akan mengepel lantainya
Meski nantinya langkahmu menjadi ganda, sepasang seirama, aku tetap tidak akan membiarkan seorangpun menghapusnya, hanya untuk menghiburku semata
Meski jejak itu ada setelah kau merimba, setidaknya kau lah yang memilih langkahnya, ruwet, tumpang tindih, memandu tanya
Meski pasir pengiring langkahmu bisa hilang ikut arus angin, tapi jejakmu tidak, jejakmu tetap ada, kecuali jika aku berubah pikiran dan mengambil karbol untuk mengepelnya
Karna lantaiku menjadi lebih berpola dengan jejakmu, karna jejakmu tak hanya tinggalkan lara, tapi memendam cita cinta tiada tara. cita cinta pada ALLAH ta'ala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar